PUSTAKA DIGITAL TEBAR ILMU PENGETAHUAN UNTUK KEMAJUAN DUNIA PENDIDIKAN, SILAHKAN DOWNLOAD SEMUA BUKU - BUKU YANG KAMI SEDIAKAN, DAN JANGAN LUPA KIRIM LINK INI KE KAWAN - KAWAN ANDA YANG LAIN, SEMOGA BERMANFAAT
Sekali Memberi Kebaikan,Maka akan Kembali 10 Kebaikan

Rabu, 13 Desember 2023

PEMETAAN KEMAMPUAN AWAL DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

 

Selama ini, strategi penyelenggaraan pembelajaran dilaksanakan secara klasikal massal, dan lingkungan belajar yang disediakan seragam untuk semua peserta didik, padahal pada hakekatnya setiap peserta didik memiliki potensi dan kemampuan awal serta karakteristik yang berbeda. Kondisi lingkungan belajar yang seragam dapat mengakibatkan peserta didik yang kemampuan awal di bawah rata-rata akan mengalami kesulitan belajar dan tertinggal, sebaliknya, peserta didik yang memiliki kemampuan awal berada di atas rata-rata merasa jenuh, sehingga sering berprestasi di bawah potensinya.

Agar setiap peserta didik dapat berprestasi sesuai dengan potensinya, diperlukan pelayanan pembelajaran yang berdiferensiasi (teaching at the right level), yaitu memberikan lingkungan dan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik. Untuk dapat

menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi perlu dilakukan pemetaan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

Asesmen awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal dan karakteristik peserta didik ketika akan mempelajari suatu kompetensi,

sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai dasar mengembangkan rancangan layanan pembelajaran dan asesmen yang tepat. Asesmen awal ini dapat dilakukan dengan memberikan tes atau nontes sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kondisi potensi lingkungan sekolah yang tersedia.

Asesmen awal merupakan salah satu tahapan untuk merealisasikan pembelajaran berpusat pada peserta didik, maka asesmen awal (Assessment for Learning) perlu dilakukan. Dengan menyelenggarakan asesmen awal, guru dapat memetakan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

Tujuan memetakan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik terhadap kompetensi prasyarat maupun yang akan dipelajari, adalah untuk mensinkronisasi (mengaitkan) kemampuan awal, terutama kemampuan prasyarat dan kompetensi yang akan dipelajari. Informasi peta kemampuan awal dan karakteristik peserta didik selanjutnya digunakan guru untuk mengembangkan rancangan pembelajaran dan asesmen secara tepat.

a. Asesmen Awal Kognitif

1) Deskripsi asesmen awal

Menurut Depdiknas (2007: 3) istilah diagnostik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan. Dalam pembelajaran istilah diagnostik dapat dilakukan dalam sebuah tes. Asesmen awal pembelajaran melingkupi konsep yang luas meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam pembelajaran.

2) Tujuan asesmen awal

Tujuan asesmen awal adalah membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar yang diperoleh peserta didik, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

3) Fungsi asesmen awal

Fungsi asesmen awal adalah untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik. Asesmen awal dirancang untuk mengetahui kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, sehingga

desain perangkat asesmen awal harus sesuai dengan format dan respon asesmen awal yang diharapkan. Bentuk perangkat asesmen awal sebaiknya berupa supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat),

sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Jika terdapat alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu, sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, sehingga dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya.

4) Pelaksanaan asesmen awal

Asesmen awal dapat dilakukan pada waktu tertentu, seperti awal tahun ajaran, awal semester atau awal pembelajaran. Pertimbangan penetapan waktu dimaksudkan agar informasi yang diperoleh dari

asesmen awal dapat digunakan guru sebagai acuan dalam mengembangakan rancangan pembelajaran dan asesmen yang tepat sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

5) Metode asesmen awal

Untuk mendapatkan informasi yang objektif dan kredibel, metode asesmen awal yang dapat digunakan, antara lain:

a) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab akan dengan mudah mengetahui sampai sejauh mana peserta didik memiliki kompetensi terkait kompetensi yang akan dipelajari atau kompetensi yang menjadi prasyarat. Metode tanya jawab juga dapat mengeksplorasi kompetensi peserta didik terkait materi yang dipelajari, serta cukup efektif dalam mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang akan dipelajari.

b) Test tertulis

Melalui tes tertulis dapat mengetahui sejauh mana tingkat kedalaman dan keluasan kemampuan awal peserta didik. Tes tertulis dapat dalam bentuk pertanyaan yang memuat seluruh jenis materi dan level

proses kognitif. Dengan cakupan materi seperti ini, diharapkan hasil asesmen dapat merepresentasikan kemampuan peserta didik. 



Minggu, 19 November 2023

Pendalaman Materi

 

Pendalaman Materi

Pada mata kuliah Pendalaman Materi, mahasiswa menempuh mata kuliah dengan aktivitas analisis materi pembelajaran berbasis masalah,  literasi, numerasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 

Dalam melaksanakan aktivitas pendalaman materi, Mahasiswa merujuk pada bahan kajian berikut:

Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya;
Pembelajaran Sosial Emosional; 
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen; dan
Bahan kajian lainnya yang telah tersedia di Platform Merdeka Mengajar dan direkomendasikan oleh Dosen pengampu jika diperlukan.

Catatan: bahan kajian disesuaikan dengan bidangnya

Aktivitas pembelajaran pada Pendalaman Materi dilakukan secara daring dengan beban belajar 5 (lima) sks. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui tiga langkah, yaitu: 

Langkah 1: Identifikasi masalah; 
Langkah 2: Eksplorasi penyebab masalah; dan
Langkah 3: Penentuan penyebab masalah.


Langkah identifikasi masalah merupakan upaya untuk menemukenali permasalahan yang dihadapi dalam tugas keseharian guru, meliputi: pengelolaan lingkungan sosial emosional belajar siswa, membangun relasi dengan siswa, melakukan disiplin positif, pemberian feedback, metode pembelajaran, masalah motivasi, materi HOTS, literasi numerasi, miskonsepsi, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, asesmen, interaksi dengan orang tua siswa, menggunakan model-model pembelajaran inovatif, dan masalah pembelajaran lainnya. 

Langkah eksplorasi penyebab masalah merupakan upaya untuk menggali penyebab masalah yang telah diidentifikasi pada Langkah 1 (satu). Mahasiswa dapat melakukan riset dengan melakukan kajian literatur, wawancara guru/kepala sekolah/ pengawas sekolah/rekan sejawat di sekolah, wawancara pakar dan pihak terkait lainnya dengan bimbingan/arahan Dosen dan Guru Pamong.

Langkah penentuan penyebab masalah dilakukan dengan cara menentukan akar penyebab masalah yang paling mendekati terhadap konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya, dan menjelaskan alasannya. Dalam melakukan penentuan penyebab masalah tersebut, mahasiswa berkonsultasi dengan Dosen, Instruktur, dan Guru Pamong. Mahasiswa mempresentasikan akar penyebab masalah yang dipilih, disertai dengan penjelasan tentang kajian/analisis penentuan penyebab masalah tersebut. Pada bagian akhir kegiatan, Mahasiswa wajib menentukan 1 (satu) masalah serta akar penyebabnya yang paling sesuai dengan tugas keseharian guru.


Siklus 1

 


Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 terdiri atas sembilan (9) langkah seperti diilustrasikan pada Gambar 1. Alur Pelaksanaan Pembelajaran PPG Dalam Jabatan Siklus 1.


Siklus 1 dilaksanakan selama  27 hari dari hari ke-1 s.d. 27, dimana  9 langkah pembelajaran dibagi ke dalam tiga MK yaitu Pendalaman Materi (hari ke-1 s.d. Hari ke-6), Pengembangan Perangkat Pembelajaran (hari ke-7 s.d hari ke-13), dan Praktik Pengalaman Lapangan (hari ke-14 s.d hari ke-27)
Pada siklus ini, Saudara dapat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan untuk perangkat pembelajaran/layanan yang telah disusun setelah lulus uji komprehensif dengan nilai paling rendah 70.

Kamis, 16 November 2023

Menulis soal sesuai dengan kaidah penulisan soal

 



Untuk memastikan kualitas soal untuk menjaga validitas soal, soal perlu memenuhi kaidah penulisan dari aspek konstruksi, substansi dan bahasa.

a) Konstruksi

● pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas
● menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban.
● ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
● setiap soal harus ada pedoman penskorannya.
● kondisi/stimulus soal berupa; teks, gambar, skenario, tabel, grafik,
wacana, dialog, video, atau kasus/masalah., atau yang sejenisnya
disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.

b) Substansi

● soal harus sesuai dengan indikator.
● setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan.
● materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran, tp dan kktp
● materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau
tingkat fase.

c) Bahasa yang digunakan

● rumusan kalimat soal harus komunikatif.
● menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar (baku).
● tidak menimbulkan penafsiran ganda.
● tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
● tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta
didik,suku, ras, dan agama..
● menggunakan bahasa yang komunikatif.
● kalimat soal tidak menyalin/menjiplak persis suatu teks bacaan,




Peta Kemampuan

 


awal dan karakteristik peserta didik selanjutnya digunakan guru untuk mengembangkan rancangan pembelajaran dan asesmen secara tepat.

a. Asesmen Awal Kognitif

1) Deskripsi asesmen awal

Menurut Depdiknas (2007: 3) istilah diagnostik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang ditimbulkan. Dalam pembelajaran istilah diagnostik dapat dilakukan dalam sebuah tes. Asesmen awal pembelajaran melingkupi konsep yang luas meliputi identifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam pembelajaran.

2) Tujuan asesmen awal

Tujuan asesmen awal adalah membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar yang diperoleh peserta didik, latar belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

3) Fungsi asesmen awal

Fungsi asesmen awal adalah untuk mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik. Asesmen awal dirancang untuk mengetahui kemampuan awal dan karakteristik peserta didik, sehingga

desain perangkat asesmen awal harus sesuai dengan format dan respon asesmen awal yang diharapkan. Bentuk perangkat asesmen awal sebaiknya berupa supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat),sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Jika terdapat alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu, sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, sehingga dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya.

4) Pelaksanaan asesmen awal

Asesmen awal dapat dilakukan pada waktu tertentu, seperti awal tahun ajaran, awal semester atau awal pembelajaran. Pertimbanganpenetapan waktu dimaksudkan agar informasi yang diperoleh dari

asesmen awal dapat digunakan guru sebagai acuan dalam mengembangakan rancangan pembelajaran dan asesmen yang tepat sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik peserta didik.

5) Metode asesmen awal

Untuk mendapatkan informasi yang objektif dan kredibel, metode asesmen awal yang dapat digunakan, antara lain:

a) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab akan dengan mudah mengetahui sampai sejauh mana peserta didik memiliki kompetensi terkait kompetensi yang akan dipelajari atau kompetensi yang menjadi prasyarat. Metode tanya jawab juga dapat mengeksplorasi kompetensi peserta didik terkait materi yang dipelajari, serta cukup efektif dalam mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang akan dipelajari.

b) Test tertulis

Melalui tes tertulis dapat mengetahui sejauh mana tingkat kedalaman dan keluasan kemampuan awal peserta didik. Tes tertulis dapat dalam bentuk pertanyaan yang memuat seluruh jenis materi dan level

proses kognitif. Dengan cakupan materi seperti ini, diharapkan hasilasesmen dapat merepresentasikan kemampuan peserta didik.